Dalam
menentukan aktivitas pemeliharaan, perlu diketahui fungsi dan kondisi peralatan
fasilitas produksi yang akan menentukan tingkat efektivitas dari kegiatan
pemeliharaan, oleh sebab itu diperlukan penentuan tata kelola berdasarkan
parameter berikut :
1.
Analisis
Fungsional
Analisis Fungsional berupa kajian fungsi
peralatan, dalam hal kesesuaian antara :
- Kapsitas desain awal terhadap kapasitas aktual
- Kapasitas operasi yang di perlukan terhadap
kapasitas aktual
2.
Analisis
Tingkat Kekritisan
Analisis Tingkat Kekritisan berupa kajian
untuk pengelompokan risiko dari peralatan fasilitas produksi jika mengalami
kegagalan fungsi berdasarkan faktor – faktor di bawah ini berdasarkan :
- Kecelakaan Kerja dan Pencemaran Lingkungan
- Penurunan Produksi karena Down Time
- Penurunan Kualitas Produksi
- Ketiadaan Fasilitas/Peralatan cadangan
(Redundancies)
3.
Derajat
Kekritisan
Penentuan derajat Kekritisan minimum mempunyai
3 tingkat yaitu :
a. Kekritisan tinggi
- Prioritas Tinggi
- Wajib diterapkan Integritas fasilitas
- Disarankan untuk menetapkan Program Sistem
Keandalan, yang mencakup metodologi RAM (Reability availability
Maintainability)
b. Kekritisan Sedang
- Prioritas Sedang
- Sebaiknya diterapkan Integritas Fasilitas
- Sebaiknya diterapkan program generik database berdasarkan
Jenis Kegagalan dan Efek-nya yang mencakup FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
c. Kekritisan Rendah
- Prioritas Rendah
- Disarankan diterapkan Integritas Fasilitas
4.
Data
Strategi Pemeliharaan
Berdasarkan keluaran dari derajat kekritisan
perlu dilakukan strategi pemeliharaan yang sesuai untuk Sistem Manajemen
Pemeliharaan
a. Data-data yang diperlukan dalam sistem
manajemen pemeliharaan tersebut adalah :
- Data peralatan/fasilitas
- Data kejadian kegagalan
- Data kecenderungan (trend ) dari kegagalan
- Data kerusakan / penyimpangan peralatan
- Data inspeksi
- Data aktivitas preventive maintenance (jadwal
dan frekuensi)
- Data kebutuhan material
- Data personel/ teknisi yang diperlukan
- Data jumlah jam jalan (running hours)
- Data historis (historical record)
b. Data–data dalam sistem manajemen pemeliharaan dalam butir a akan dievaluasi dan
dianalisis untuk menentukan koreksi yang perlu dilakukan terhadap strategi
pemeliharaan tersebut berikut penerapannya. Proses ini akan terus berkelanjutan
dan dimonitor melalui Key Performace Indicator yang dipantau secara berkala.
5.
Benchmarking
Benchmarking Merupakan suatu usaha untuk
menemukan suatu aplikasi terbaik (best practice) dalam industri yang menuju
kepada suatu prestasi terbaik.
a. Prosedur benchmarking untuk pemeliharaan :
- Identifikasi terhadap organisasi dan/atau tim
pemeliharaan yang akan dilakukan benchmark
- Identifikasi terhadap kinerja organisasi atau
tim yang akan dilakukan benchmark
- Identifikasi contoh prestasi terbaik dari
suatu organisasi pemeliharaan, dimanapun berada dalam suatu lingkup sektor
industri yang sama, yang dapat digunakan sebagai suatu standar perbandingan.
- Hasil identifikasi dari benchmark tersebut
dapat digunakan untuk menentukan tingkat prestasi terhadap sistem manajemen
pemeliharaan.
- Identifikasi dari pelaksanaan, struktur dan
sistem manajemen pemeliharaan yang dapat memberikan standar perbandingan.
- Menggunakan benchmark yang telah
teridentifikasi untuk memberikan suatu observasi hasil dari standar
perbandingan untuk kendala kinerja (performance gap) dengan alasan–alasan
tertentu yang menyebabkan kegagalan, dari suatu sistem dan struktur organisasi
dari manajemen pemeliharaan.
- Melaksanakan dari temuan–temuan yang telah teridentifikasi untuk mendapatkan
suatu langkah– langkah perbaikan berkelanjutan dari suatu sistem dan
struktur organisasi dari manajemen pemeliharaan.
b. Beberapa tingkatan pelaksanaan benchmarking
secara generik :
- Perencanaan
Identifikasi
apa yang akan dilakukan benchmark
Identifikasi
perusahaan pembanding
Menentukan
metodologi pengumpulan data
- Analisis
Penentuan
kendala kinerja (performasnce gap) saat ini
Proyeksi
Future Performance Level
- Integrasi
Mengkomunikasikan
danmengakui atas temuan benchmark
Menetapkan
target pencapaian
- Tindak lanjut
Membuat
rencana tindak lanjut
Pelaksanaan
tindak lanjut dan memantau kemajuan
Rekalibrasi
benchmark
- Kematangan
Kepemimpinan
untuk pelaksanaan hasil-hasil benchmarking.
Penerapan
dan pelaksanaan secara integral
6.
Manajemen
perubahan
Perubahan pada peralatan meliputi perubahan
parameter operasi, konstruksi dan sistem kontrol peralatan.
Setiap perubahan yang dilakukan terhadap
peralatan harus di evaluasi terlebih dahulu berdasarkan konsep-konseo menajemen
perubahan yang meliputi :
- Alasan perubahan
- Analisa risiko dan kelayakan
- Batasan waktu
- Persetujuan perubahan oleh manajemen
- Komunikasi perubahan pada semua pihak
- Kualifikasi personel
- Dokumentasi perubahan
Comments
Post a Comment