Skip to main content

Identifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun Dengan Sistem DOT (US-DOT)

Departemen Perhubungan Amerika Serikat (USA-DOT) menetapkan sistem klasifikasi untuk bahan kimia berbahaya yang berkaitan dengan pengangkutannya.
DOT membagi bahan berbahaya atas 9 klasifikasi (class) dan selanjutnya setiap kelas (class) dibagi atau divisi-divisi yang menjelaskan jenis bahan terkait.


1.      1.      Class 1 – Meledak (explosives)
Bahan berbahaya kelas 1 yang tergolong mudah meledak yang dibagi atas 6 divisi sebagai berikut :
·         Divisi 1.1          Meledak yang dapat bersifat masif
·         Divisi 1.2          Meledak dengan bahaya serpihannya
·         Divisi 1.3          Meledak disertai dengan kebakaran
·         Divisi 1.4          Meledak tidak terjadi dampak serius
·         Divisi 1.5          Sensitif bahan mudah meledak
·         Divisi 1.6          Sangat sensitif dan sangat mudah meledak
2.      Class 2 – Gases
Bahan berbahaya yang berbentuk gas sebagai berikut :
·         Divisi 2.1          (Gas Mudah Terbakar Flammable Gases)
·         Divisi 2.2          Tidak mudah terbakar, tidak beracun gas bertekanan
·         Divisi 2.3          Gas dengan efek keracunan jika terhirup
3.      Class 3 – Flammable Liquids (and Combustible Liquids)
Jenis bahan berbahaya yang berbentuk cairan yang mudah terbakar :
·         Flammable liquids – bahan cair dengan titik nyala 140oF atau kurang
·         Combustible liquids- cairan dengan titik nyala antara 140oF dan 200oF yang tidak termasuk salah satu kategori bahaya.
4.      Class 4 – Bahan Padat (Flammable Solids, Spontaneously Combustible Materials; Dangerous when Wet Materials)
Jenis bahan mudah terbakaryang berbentuk padat, dapat menyala dengan spontan atau jika terkena air :
·         Divisi 4.1          Bahan Padat Mudah Nyala jika terkena air Kelas 1 meledak, reaksi sendiri atau bahan padat siap nyala.
·         Divisi 4.2          Bahan mudah menyala spontan-pyrophoric atau bahan yang dapat panas sendiri
·         Divisi 4.3          Bahan berbahaya jika terkena air – mengeluarkan gas mudah terbakar atau beracun atau menyala spontan jika kontak dengan air.
5.      Class 5 – Bahan Oksidasi (oxidizers and Organis Peroxides)
Bahan yang dapat teroksidasi dan bahan peroksida
·         Divisi 5.1          Oxidizers – dengan menghasilkan oksigen menyebabkan atau memperkaya potensi menyala dari material lainnya.
·         Divisi 5.2          Organic Peroxides – bahan organis yang memiliki struktur atom bivalent R-O-O-R dimana sekurangnya salah satu R adalah rantai karbon, kecuali untuk material yang memenuhi klas 1 (explosive).
6.      Class 6 – Toxic Materials and Infectious Substances
Bahan beracun dan dapat mengakibatkan infeksi
·         Divisi 6.1          Poisionous materials – bahan cair dengan LD50 oral tidak lebih dari 500 mg/kg, atau bahan padat dengan LD50 oral tidak lebih dari 200 mg/kg, atau komponen dengan LD50 dermal tidak lebih dari 1.000 mg/kg, atau debu atau mist dengan LC50 atau tidak lebih dari 10 mg/L.
·         Divisi 6.2          Bahan mudah infeksi (infectious substances)
7.      Class 7 – Radioactive Materials
Radioaktif material adalah setiap material dengan spesifik aktivitas lebih besar dari 0.002 microcuries per gram (mCi/g). Spesifik aktivitas adalah aktivitas dari radiasi nuklir per unit bahan nuclide.
8.      Class 8 – Bahan Korosif (Corrosive Materials)
Adalah bahan-bahan yang dapat menimbulkan efek iritasi pada kulit atau korosif pada benda logam seperti asam sulfat.
9.      Class 9 – Bahan Lainnya
Adalah bahan yang mengeluarkan bahaya selama proses pengangkutan tetapi tidak termasuk kategori di atas seperti es kering baterai litium dan lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Pelumasan

Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan menimbulkan gesekan. Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau melawan gerakan. Apabila gesekan dapat mengakibatkan kedua benda tersebut tidak dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya maka jenis gesekannya dinamakan Gesekan Statik, contohnya gesekan yang terjadi antara mur dengan baut. Sedangkan apabila kedua benda masih dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya dinamakan Gesekan Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti gesekan antara poros dengan bantalan. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan material. Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi pel

Regenerasi Ion Exchange

Tahap regenerasi adalah operasi penggantian   ion yang terserap dengan   ion awal yang semula berada dalam   matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Secara teoritik, jumlah   larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan ( kebutuhan larutan regenerasi teoritik ). Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regeneras yang diinginkan. Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jumlah larutan regener

Demineralisasi

Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di dalam air dengan menggunakan resin ion exchange . Air hasil proses demineralisasi digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk industri. Industri yang menggunakan air demin diantaranya yakni pembangkit listrik tenaga uap, industri semikonduktor, dan juga industri farmasi. Kolom Resin Ion Exchange Demineralisasi adalah proses pertukaran ion dengan tiga tahap yaitu kation exchanger, anion exchanger dan mixed bed. Penukar ion lebih digunakan karena biayanya lebih rendah dan kualitasnya sebanding dengan hasil proses distilasi. Secara garis besar, proses tergantung pada dua tahap reaksi : Semua kation dihapuskan dan digantikan dengan H + , menggunakan penukar kation muatan hidrogen. Pertukaran kation Kontaminan utama air murni adalah silika. Silika dihilangkan dalam proses demineralisasi dengan penukar anion basa kuat dalam mode hidroksida. Ada dua tipe kolom resi