Skip to main content

Prosedur Penyelidikan


Dalam melaksanakan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja, maka tahapan kegiatan penyelidikan yang harus dilakukan meliputi :

Karena sifat dan besarnya (magnitude) kecelakaan selalu berbeda, maka tahapan kegiatan tersebut diatas akan mempunyai derajat yang berbeda, baik dari segi kualitas maupunkuantitasnya. Adapun tahapan yang dimaksud, secara rinci diuraikan di bawah ini.

Perencanaan penyelidikan
Setelah terjadi kecelakaan atau insiden, maka perusahaan menindaklanjuti dengan suatu perencanaan penyelidikan kecelakaan yang disesuaikan dengan waktu, tempat, besarnya kerugian serta faktor-faktor lainnya yang mungkin mempunyai pengaruh dalam terjadinya kecelakaan yang dimaksud. Langkah – langkah kegiatan perencanaan penyelidikan setelah terjadinya kecelakaan, adalah sebagai berikut :

Penetapan Petugas/Tim Penyelidik
Penetapan petugas/tim penyelidik tergantung kepada besar atau kecilnya keparahan si korban dan atau kerusakan material/lingkungan, atau dengan kata lain besarnya derajat potensial kecelakaan yang terjadi.

Bila telah diketahui atau diperkirakan besarnya derajat potensial kecelakaan/insiden yang terjadi, maka dapat segera ditetaokan petugas mana yang akan melakukan penyelidikan diantara yang tersebut di bawah ini :
  • Pengawas kerja
  • Staf keselamatan kerja
  • Tim penyelidik khusus

Apabila kecelakaan tersebut menyangkut aset perusahaan yang diasuransikan, berulah petugas asuransi (perusahaan luar) dilibatkan atau melibatkan diri dalam penyelidikan kecelakaan untuk keperluan memperoleh ganti rugi atas kerugian yang diderita perusahaan.

Pelaksanaan Penyelidikan
Pelaksanaan tugas penyelidikan oleh Tim Penyelidik harus mengikuti rencana penyelidikan yang disusun menurut situasi kejadiannya dan potensi timbulnya kerugian.
Langkah-langkah penyelidikan adalah sebagai berikut :
  • Kegiatan Awal

Ketua Tim Penyelidik memperkenalkan anggotanya kepada pimpinan setempat. Dalam rangka menjalankan tugasnya, tim harus dilengkapi dengan surat tugas, mengingat konsekuensi hukum yang mungkin timbul. Tim juga harus melengkapi dirinya dengan perlengkapan penyelidikan berupa log books, log sheet, striip charts dan data komputer Tempat kecelakaan dan kegiatan yang terjadi setelah kecelakaan harus juga diambil gambarnya.
  • Kegiatan di tempat kejadian

  1. Mewawancarai para saksi mata sebelum yang bersangkutan lupa atau terpengaruh oleh pembicaraaan dengan karyawan lainnya.
  2. Menelaah persyaratan dari para saksi dan cari hubungannya dengan proses kejadian memberitahukan para saksi bahwa masih ada kemungkinan dimintai keterangan lagi di lain waktu.
  3. Meminta penjelasan (briefing) dari pimpinan/penanggung jawab setempat
  4. Meminta/menyiapkan bagan organisasi.
  5. Melakukan hubungan formal (contact persons) dengan bagian setempat.
  6. Membuat catatan, skets dari bekas kecelakaan, tempat jatuhnya korban dan sebagainya.
  7. Mengumpulkan bukti-bukti dan menjaga jangan sampe hilang
  8. Menelaah semua foto dan bila perlu mengambil foto tempat-tempat yang masih dicurigai.
  9. Membicarakan metode analisis yang akan ditempuh.
  10. Menyiapkan kantor tempat tim bekerja sekaligus sebagai pusat koordinasi.

  • Kelengkapan data dan informasi

Untuk dilengkapinya analisis diperlukan pula kelengkapan data dan informasi lain sebagai bahan analisis tersebut, yaitu :
  1. Bukti-bukti fisik, foto-foto
  2. Hasil wawancara dengan:
  3. Saksi mata
  4. Petugas keadaan darurat
  5. Karyawan lain dan petugas
  6. Kepala shift
  7. Pimpinan setempat
  8. Bagian pemeliharaan
  9. Bagian engineering/rekayasa
  10. Pengendalian mutu
  11. Gambar Skema dan Sketsa
  12. Gambar desain awal, prosedur operasi, sistem pemeliharaan dan keselamatan kerja dari unit tersebut.

  • Data lain :

  1. Alur proses
  2. Catatan Pemeliharaan, inspeksi, perubahan dan kewenangannya dan bahan yang diproses.
  3. Catatan kondisi waktu
  4. Catatan tambahan dari Engineering/Teknik
  5. Catatan pekerjaan Contractor
  6. Laporan audit keselamatan kerja
  7. Laporan insiden yang lalu
  8. Catatan personil : pelatihan, penghargaan, pembagian tugas, dan kerja lemburnya.
  9. Laporan dari forensik.

Bila perlu hasil analisa specimen dari laboratorium untuk dianalisis.

Comments

Popular posts from this blog

Pelumasan

Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan menimbulkan gesekan. Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau melawan gerakan. Apabila gesekan dapat mengakibatkan kedua benda tersebut tidak dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya maka jenis gesekannya dinamakan Gesekan Statik, contohnya gesekan yang terjadi antara mur dengan baut. Sedangkan apabila kedua benda masih dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya dinamakan Gesekan Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti gesekan antara poros dengan bantalan. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan material. Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi pel

Regenerasi Ion Exchange

Tahap regenerasi adalah operasi penggantian   ion yang terserap dengan   ion awal yang semula berada dalam   matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Secara teoritik, jumlah   larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan ( kebutuhan larutan regenerasi teoritik ). Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regeneras yang diinginkan. Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jumlah larutan regener

Demineralisasi

Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di dalam air dengan menggunakan resin ion exchange . Air hasil proses demineralisasi digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk industri. Industri yang menggunakan air demin diantaranya yakni pembangkit listrik tenaga uap, industri semikonduktor, dan juga industri farmasi. Kolom Resin Ion Exchange Demineralisasi adalah proses pertukaran ion dengan tiga tahap yaitu kation exchanger, anion exchanger dan mixed bed. Penukar ion lebih digunakan karena biayanya lebih rendah dan kualitasnya sebanding dengan hasil proses distilasi. Secara garis besar, proses tergantung pada dua tahap reaksi : Semua kation dihapuskan dan digantikan dengan H + , menggunakan penukar kation muatan hidrogen. Pertukaran kation Kontaminan utama air murni adalah silika. Silika dihilangkan dalam proses demineralisasi dengan penukar anion basa kuat dalam mode hidroksida. Ada dua tipe kolom resi