Skip to main content

Pengujian Transformator


Transformator termasuk salah satu komponen yang penting dalam sistem tenaga listrik, dan terdapat baik pada Sistem Pembangkitan (Pusat Listrik atau Power Plant), Sistem Transmisi (Penyaluran) maupun pada Sistem Distribusi. Transformator berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik.

Pada Pusat Listrik terdapat beberapa jenis transformator tenaga dan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya.



Generator Transformer/Transformator Generator adalah transformator tenaga yang dihubungkan langsung dengan panel keluaran generator. GT adalah transformator Step-up yang berfungsi untuk menaikkan tegangan keluaran dari generator menjadi tegangan yang lebih tinggi, bergantung dari sistem tegangan dari pusat listrik itu sendiri. Merupakan transformator step-up karena hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah rugi-rugi daya listrik (losses) pada jaringan transmisi. Sisi primer GT dihubungkan dengan panel keluaran generator, sedangkan sisi sekunder GT dihubungkan dengan jaringan interkoneksi / gardu induk. Pada Pusat Listrik berskala besar, umumnya GT dilengkapi dengan pendingin minyak dan kipas.


Unit Service Transformer (UST) adalah transformator pemakaian sendiri yang merupakan transfromator step down yang berfungsi untuk melayani beban-beban dari sistem kelistrikan pemakaian sendiri dalam satu kesatuan unit yang telah dikelompokan berdasarkan area kerjanya. Merupakan transformator step-down dikarenakan pada umumnya pusat listrik menggunakan peralatan-peralatan dengan tegangan yang lebih rendah rendah untuk menjalankan peralatannya. Pada umumnya daya listrik dari Unit Service Transformer (UST) dapat diambil langsung dari keluaran generator dan diturunkan tegangannya agar dapat digunakan untuk melayani sistem kelistrikan pemakaian sendiri pada pusat listrik. Pada umumnya beban-beban yang dilayani dapat berupa motor-motor listrik, lampu penerangan, sistem kontrol, sistem proteksi, sistem instrumentasi dan peralatan lain yang membutuhkan tegangan yang lebih rendah dalam pengoperasiannya.

Station Service Transformer (SST) adalah transformator Step Down yang juga berfungsi untuk melayani beban-beban dari sistem kelistrikan pemakaian sendiri dalam satu kesatuan unit yang telah dikelompokkan berdasarkan area kerjanya. Pada dasarnya SST sama dengan UST, hal yang membedakan SST adalah transformator step down yang suplai daya listriknya dapat diambil dari jaringan interkoneksi sedangkan UST suplai daya listriknya diambil langsung dari keluaran generator pada pusat listrik itu sendiri. Pada umumnya beban-beban yang dilayani merupakan peralatan untuk pemakaian sendiri pada pusat listrik sama seperti UST.

Unit Auxilliary Transformer

Unit Auxilliary Transformer (UAT) adalah transformator pemakaian sendiri yang merupakan transformator step down yang digunakan untuk melayani beban-beban dari sistem kelistrikan pemakaian sendiri yang membutuhan suplai listrik tegangan rendah. Pada sistem kelistrikan pusat listrik skala kecil dan menengah, suplai daya UAT dapat diambil langsung dari keluaran generator. Sedangkan pada sistem kelistrikan pusat listrik skala besar, suplai listrik UAT diambil dari transformator SST ataupun UST.


Transformator generator merupakan peralatan utama dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Transformator generator berfungsi menyalurkan tenaga dengan menaikkan tegangan dari pembangkit ke dalam saluran transmisi. Oleh karena fungsinya yang sangat penting, maka diperlukan adanya pemeliharaan  dan  perawatan  untuk  transformator  tenaga. 
Pemeliharaan  dilakukan  untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency, memperpanjang usia perlatan, mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan dan memprediksi dan mengurangi lama waktu padam akibat  sering  gangguan. 

Jenis  pemeliharaan  yang  dilakukan  ada  empat  jenis,  yaitu
Predictive Maintenance
Predictive Maintenance, pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan, dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini.

Preventive Maintenance
Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll) dan pengalaman operasi di lapangan.

Corrective Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi.

Breakdown Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

Gangguan yang  umumnya  terjadi  pada  transformator  tenaga  adalah  kekuatan  isolasi  pada  kumparan  inti transformator    yang  menurun,  kualitas  dan  kandungan  gas  yang  terlarut  dalam  minyak transformator dan sistem resistansi pentanahan.Untuk menjaga agar trafo anda beroperasi dengan baik dan effisien, sebaiknya diadakan pemeriksaan sendiri secara rutin.

Khususnya hal-hal di bawah ini harus diberi perhatian :

1. Suhu
Suhu oli trafo sebaiknya sering diperiksa, terutama bila trafo beroperasi pada beban penuh. Jika dilengkapi dengan thermometer khusus dan/atau winding thermometer, periksalah indikator, apakah ada tanda-tanda terjadinya beban yang terlampau berat.

2. Tinggi Permukaan Oli
Tingggi permukaan oli sebaiknya sering diperiksa dan dipastikan pada level yang sesuai.

3. Kualitas Oli
Oli trafo harus diperiksa secara berkala, tergantung kepada kondisi operasi trafo. Terut0ama periksalah tegangan tembus oli dan apakah oli tersebut sudah harus di filter.

4. Silica Gel
Jika trafo dilengkapi dengan conservator, periksalah silica gel pada breather. Jika telah berubah warna, silica gel harus diganti/diaktifkan kembali. Frekuensi untuk pemeriksaan ini sebaiknya disesuaikan dengan pengalaman, tergantung kepada beban dan kondisi lainnya.

Prosedur dan ketentuan di bawah ini biasanya dilaksanakan untuk pemeliharaan semua transformer :
  1. Periksa secara visual transformator secara teratur untuk memeriksa masalah seperti bushing pecah-pecah, radiator mengotori, tingkat minyak rendah, tekanan nitrogen rendah, berakhir pengering, kebocoran, dan kondisi abnormal lainnya.
  2. Transformer Indoor harus dipisahkan dari hunian sekitarnya sebagai berikut:

  • Transformers dengan tidak lebih dari 100 gal (380 L) dari / cairan yang mudah terbakar harus dipisahkan oleh penghalang konstruksi yang tahan terhadap api selama satu jam.
  • Transformers dengan lebih dari 100 gal (380 L) dari / cairan yang mudah terbakar harus dipisahkan oleh penghalang dari konstruksi yang tahan terhadap api selama tiga jam.

Transformer terbuka yang memiliki oli sebanyak 500 gal (1890 L) atau lebih sebaiknya di pisahkan dengan konstruksi struktur yang tahan terhadap api selama 2 jam.
Apabila firewall di berada di antara bangunan dan trafo sebaiknya memenuhi persyaratan seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.
Dengan X adalah sebagai jarak minimal.


Untuk transformator dengan volume minyak kurang dari 500 gal (1890 L) dan ketika dimana firewall tidak tersedia, bagian tepi dibuatkan penahan tumpahan minyak (yaitu, kolam penahanan) yang harus diatur jaraknya minimal 5 ft (1,5 m) dari struktur trafo untuk mencegah pelampiasan api secara langsung ke bagian struktur trafo.

Firewall yang berada diantara transformer, harus lebih tinggi setidaknya 1 ft (0.31 m) di atas puncak casing transformator dan tangki konservator minyak dan setidaknya 2 ft (0,61 m) di luar lebar transformator dan pendinginan radiator. Seperti pada gambar ilustrasi dibawah ini, dimana X adalah sebagai jarak minimum.

Melakukan tes on-line berikut setahun sekali dan lebih sering jika diperlukan berdasarkan riwayat operasi dan kondisi :
  1. Thermogaphy
  2. Analisis Gas Terlarut (DGA)
  3. Skrining cairan: skrining cairan meliputi tes berikut minimal:

  • Warna
  • Dielectric brekadown strenght
  • Moisture
  • Faktor Daya
  • Ketegangan Antarmuka
  • Neutralization number
  • Inhibitor konten (dihambat minyak saja)

  1. Melakukan pengujian sulfur korosif transformator khususnya untuk trafo yang dibuat pada tahun 2000 atau setelahnya, yang memiliki minyak mereka setelah atau sebelum dilakukannya proses penggantian minyak untuk di uji kadar belerang yang sifatnya korosif.
  2. Transformer yang lokasinya berdekatan harus dipisahkan oleh penghalang yang tahan terhadap api selama 2 jam, jika ruang antara mereka kurang dari 1.5m penghalang harus memperpanjang 1 m (satu meter) di garis terluar peralatan trafo.
  3. Silica gel yang telah menjadi jenuh dengan air harus diganti.
  4. Melakukan pengawasan perihal kebersihan pada area transformer. Jika ada bukti peralatan yang tidak perlu dan timbulnya debu, maka harus segera dibersihkan.

Untuk transformator diisi minyak, menyediakan penahanan tumpahan cairan sebagai berikut:
  • Desain tinggi pinggir jalan penahan atau kedalaman lubang untuk tumpahan desain terbesar (berdasarkan isi dari satu transformator) ditambah 2 inch (50 mm), tetapi tidak kurang dari 4 inch (100 mm) dari tinggi total.
  • Menyediakan penahanan individu untuk setiap transformator yang mencegah tumpahan mengalir ke trafo lain atau peralatan penting di sekitarnya.

Sistem proteksi terhadap kebakaran juga di install pada peralatan ini berbasis air yang berupa deluge system dengan Linear Heat Detector sebagai triger beroperasinya system fire deluge water system. Komponen ini mesti selalu di jaga kehandalannya dan tidak lepas dari aktifitas perawatan di sekitar area transformer, mulai dari pressure gauge, valve, pipa, sensor LHD dan head noozle deluge.


Silica Gel pada Trafo














Comments

Popular posts from this blog

Pelumasan

Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan menimbulkan gesekan. Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau melawan gerakan. Apabila gesekan dapat mengakibatkan kedua benda tersebut tidak dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya maka jenis gesekannya dinamakan Gesekan Statik, contohnya gesekan yang terjadi antara mur dengan baut. Sedangkan apabila kedua benda masih dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya dinamakan Gesekan Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti gesekan antara poros dengan bantalan. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan material. Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi pel...

Regenerasi Ion Exchange

Tahap regenerasi adalah operasi penggantian   ion yang terserap dengan   ion awal yang semula berada dalam   matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Secara teoritik, jumlah   larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan ( kebutuhan larutan regenerasi teoritik ). Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regeneras yang diinginkan. Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jum...