Skip to main content

Peran dan Fungsi Pimpinan Perusahaan dalam Keselamatan Kerja


Pemimpin dalam perusahaan mempunyai skala luas mulai dari pimpinan skala kecil (mandor, supervisor samapai CEO) punya peranan penting masing-masing. Kecelakaan menimbulkan kerugian besar, lebih besar dari perkiraan umumnya dari pimpinan perusahaan. Tiap kecelakaan menyebabkan kerugian berupa uang, herata perusahaan dan terlebih menumbulkan kerugian moral dan imej yang memerlukan waktu lama untuk penyembuhan seperti semula.
Berapa banyak perusahaan menjadi bangkrut dan tak pernah mampu lagi untuk melakukan operasinya kembali setelah ditimpa kecelkaan hebat. Banyak sekali pengusaha yang tidak memehami akibat seriusmdari kecelakaan karena pada kenyataannya akibat dari suatu kecelakaan hanya diperhitungkan dari banyaknya korban manusia dan kerugian lain diantaranya sbb :
  • Besarnya hari hilang karena kecelakaan
  • Besarnya biaya pengobatan
  • Besarnya biaya kompensasi yang harus di bayar
Hal ini semuanya merupakan biaya langsung akibat kecelakaan yang harus dipikul perusahaan.
Masih ada biaya “takk langsung” yang harus dipikul perusahaan akibat kecelakaan yang terjadi misalnya :
  • Kerugian yang diakibatkan mesin stop produksi
  • Biaya personil pengganti sewaktu korban tidak dapat bekerja
  • Waktu yang hilanh untuk investigasi kecelakaan dan membuat laporan
  • Dsb

Ditinjau dari aspek dan moral manusia, ditunjang pula oleh Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No.14tahun 1969 serta Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970 mewajibkan pengusaha untuk melaksanakan aspek legal yang terkandung guna melindungi tenga kerja dari kecelakaan. Pemimpin perusahaan harus memiliki kiat-kiat bilamana dan bagaimana pengusaha harus bertanggung jawab, serta bagaimana cara dan usaja – usaha pencegahan harus dilakukan.



Terjadinya kecelakaan
Kecelakaan tentunya tidak begitu saja terjadi dan ada penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya akan  lebih mudah untuk mengendalikannya. Seorang manajer sering percaya bahwa terjadinya kecelakaan karena ketidak hati-hatinya pekerja dan akan menyarankan agar ketika bekerja harus ekstra hati-hati tanpa memandang apakah betul hanya factor kurang hati-hati saja yang menjadi penyebabnya.
Bila ditinjau lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi maka masalah kurang hati-hati itu hanyalah merupakan salah satu penyebab saja dan sudah tentu masih ada penyebab lain.

Definisi kecelakaan
Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai kejadian yang tidak diharapkan terjadi dan menimbulkan kerugian bagi manusia, barang perusahaan dan berhentinya proses operasi.
Tanggung jawab keselamatan di perusahaan terletak pada pimpinan perusahaan sehingga terjadinya kecelakaan merupakan gagalnya system dari manajemen K3 di perusahaan. Tanggung jawabnya berada di pundak TOP manajemen meskipun sebenarnya manajemen pelaksanaan nya ada di tiap lapisan organisasi sampai ke lapisan paling bawah.
Sebab kecelakaan diterangkan oleh Heinrich yaitu disebabkan oleh dua factor :
  • Unsafe Act
  • Suatu tindakan yang melampaui norma K3 yang telah disepakati yang cenderung menimbulkan kecelakaan.
  • Unsafe Condition
  • Suatu kondisi yang tidak sesuai dengan norma lingkungan kerja yang disepakati dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Perkembangan teori terbaru menyatakan bahwa kecelakaan disebabkan oleh sebab multi faktor.

Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja di perusahaan bersifat “managable” sehingga menangani harus sesuai dengan normamanajemen K3. Dalam manajemen K3 keberhasilan program K3 diukur dari top manajemen dapat menggerakkan semua lapisan organisasi untuk melaksanakan program K3. Dengan kata lain K3 di perusahaan adalah tanggung jawab semua lapisan organisasi sesuai dengan kewenangannya dalam menyukseskan program K3.
Beberapa indikator untuk keberhasilan K3 antara lain :

  • Menurunnya angka kecelakaan
  • Menurunnya angka kesakitan
  • Menurunnya nilai kerusakan barang perusahaan akibat kecelakaan
  • Naiknya produktivitas dan profit
  • Naiknya moral kerja pekerja
  • Meningkatkan job satisfaction
  • Meningkatnya house keeping

Comments

Popular posts from this blog

Regenerasi Ion Exchange

Tahap regenerasi adalah operasi penggantian   ion yang terserap dengan   ion awal yang semula berada dalam   matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Secara teoritik, jumlah   larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan ( kebutuhan larutan regenerasi teoritik ). Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regeneras yang diinginkan. Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jum...

Pengujian Transformator

Transformator termasuk salah satu komponen yang penting dalam sistem tenaga listrik , dan terdapat baik pada Sistem Pembangkitan (Pusat Listrik atau Power Plant), Sistem Transmisi (Penyaluran) maupun pada Sistem Distribusi. Transformator berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik. Pada Pusat Listrik terdapat beberapa jenis transformator tenaga dan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Generator Transformer Generator Transformer/Transformator Generator adalah transformator tenaga yang dihubungkan langsung dengan panel keluaran generator. GT adalah transformator Step-up yang berfungsi untuk menaikkan tegangan keluaran dari generator menjadi tegangan yang lebih tinggi, bergantung dari sistem tegangan dari pusat listrik itu sendiri. Merupakan transformator step-up karena hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah rugi-rugi daya listrik (losses) pada jaringan transmisi. Sisi primer GT dihubungkan dengan panel keluaran generator, sedangkan sisi sekunde...

Identifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun Dengan Sistem DOT (US-DOT)

Departemen Perhubungan Amerika Serikat (USA-DOT) menetapkan sistem klasifikasi untuk bahan kimia berbahaya yang berkaitan dengan pengangkutannya. DOT membagi bahan berbahaya atas 9 klasifikasi (class) dan selanjutnya setiap kelas (class) dibagi atau divisi-divisi yang menjelaskan jenis bahan terkait. (sumber : https://www.fmcsa.dot.gov/sites/fmcsa.dot.gov/files/docs/Nine_Classes_of_Hazardous_Materials-4-2013_508CLN.pdf )  1.        1.       Class 1 – Meledak (explosives) Bahan berbahaya kelas 1 yang tergolong mudah meledak yang dibagi atas 6 divisi sebagai berikut : ·          Divisi 1.1          Meledak yang dapat bersifat masif ·          Divisi 1.2          Meledak dengan bahaya serpihannya ·          Divisi 1.3  ...