Pengolahan Eksternal
Proses pengolahansecara eksternal berfungsi untuk
memperbaiki kualitas air yang terdiri dari berbagai jenis, dan penerapan proses-proses
tersebut disesuaikan dengan tujuan penggunaan air yang dikehendaki.
Proses-proses tersebut digunakan untuk mengolah impurities tertentu dan
pengolahan air secara eksternal ini dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
Suspended solid dapat dihilangkan melalui proses klarifikasi (penjernihan) dengan
menggunakan clarifier.
- Klarifikasi adalah proses pretreatment air
permukaan untuk menghilangkan suspended solid dengan tahap – tahap sebagai
berikut :
Koagulasi adalah
proses penetralan muatan listrik negatif yang berada pada partikel-partikel
halus yang terpisah.
Partikel atau benda yang melayang dalam air,
cenderung mempertahankan diri satu sama lain. Partikel atau benda tersebut
mempunyai muatan yang sama, sehingga saling tolak menolak. Jika muatan tidak
stabil, maka antara partikel tadi akan terjadi tarik menarik dan mengumpul
menjadi lebih besar (flok - kumpulan partikel perkecil).
Bahan kimia untuk men-tak
stabilkan tersebut dinamakan Koagulan, biasanya dicampurkan sebelum masuk
klarifier. Koagulan yang paling banyak digunakan adalah aluminum sulfate
(alum), ferric sulfate dan ferric chloride.
Al2(SO4)3 + 6H2O 6H+ +
3SO42- + 2Al(OH)3
Selain alum, ferric sulfate, Fe2(SO4)3,
dapat digunakan. Besi akaan bereaksi dengan hidroksida air membentuk ferri
hidroksida
Ferric chloride (FeCl3) adalah alternatif
ferri sulfat.
FeCl3 + 3H2O -> 3H+ +
3Cl- + Fe(OH)3
Alkali ditambahkan pada klarifier dengan kisaran
pH 5.5 sampai 6.5
Koagulan mempunyai muatan positif, yang terbentuk
dari kation logam, berikatan dengan partikel dalam air yang bermuatan negatif.
Kation logam bereaksi dengan hidroksida air membentuk logam hidroksida
membentuk gumpalan kecil, yang dapat terlihat, dinamakan Flok. Zat warna, bahan
organik (penyebab bau) serta koloid akan terikat dalam ikatan Flok.
Alum (aluminum sulfate), ferric sulfate dan ferric
chloride adalah koagulan yang bersifat asam, sehingga pH air menjadi turun.
Karenanya pH harus dinaikkan dengan penambahan kaustik (sodium hydroxide) atau
alkaline (kimia dengan pH tinggi). Penyesuain pH antara of 5.5 sampai 6.5 akan
membuat koagulan bekerja optimal. Tetapi penambahan Koagulan yang berlebih akan
menyebabkan bahan yang terendap akan menjadi pecah karena muatan yang berlebih
dari koagulan.
- Flokulasi adalah penggabungan partikel – partikel yang sudah distabilisasi menjadi partikel yang lebih besar yang dipercepat dengan penambahan polymer organic rantai panjang (bobot molekul tinggi) yang larut dalam air. Polimer adalah senyawa organik berantai panjang dan mempunyai kisaran kerja pada pH tertentu.
- Sedimentasi adalah suatu mekanisme dimana partikel yang sudah cukup besar tadi akan mengendap dan turun kebawah permukaan air yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Makroflok yang jatuh ke dasar akan membentuk endapan lumpur. Lumpur akan mengarah ke tempat tertentu di bawah dengan bantuan scraper. Lumpur dibuang lewat klarifier blowdown. Air yang terbentuk di atas lumpur akan mengalir dan siap untuk proses pengolahan selanjutnya.
Pada umumnya penambahan
disinfektan (kaporit atau sodium) dilakukan setelah injeksi koagulan pada
klarifier, lalu pengaturan pH (kaustik) dan terakhir dengan penambahan
polimer.
Hasil yang diharapkan
dari proses klarifikasi adalah:
- Turbidi atau kekeruhan inlet dari natural menjadi kurang dari 10 ntu
- TDS, tidak berubah
- Minyak : 10 ppm > 0.5 ppm
- Hardness: tidak berubah
- pH: no limit > 5.5 – 6.5
- Chlorine: minimal 0.5.ppm
Proses filtrasi
Proses ini khusus untuk menghilangkan
zat padat tersuspensi. Proses filtrasi bertujuan untuk menahan zat-zat
tersuspensi (suspended matter) dalam suatu fluida dengan cara melewatkan
fluida tersebut melalui suatu lapisan yang berpori-pori. Fluida dapat berupa
cairan (zat-zat tersuspensi dalam cairan/slurry) atau gas. Zat-zat
tersuspensi dapat berukuran sangat halus atau kasar, kaku atau kenyal,
berbentuk bulat atau sangat tidak beraturan. Produk yang dihasilkan dapat berupa filtrat atau padatan. Namun dalam
pengolahan air produknya ialah berupa air yang kandungan zat padatannya
tertahan di filter.
Jenis media penyaring ada bermacam
tergantung kandungan apa yang akan dihilangkan untuk proses filtrasi. Bisa
menggunakan satu jenis media (single media filter), dua jenis media (dual media
filter), jika lebih dari satu jenis media, dinamakan multi media filter.
Filter single media, biasanya menggunakan pasir silika, atau
dolomit saja. Hasil penyaringan akan berupa suspended solid terjadi pada
lapisan paling atas sehingga harus segera di cuci bila penyaringan berkurang.
Filter
dual media, biasanya
menggunakan digunakan pasir silica dan anthrasit. Media pasir kwarsa di lapisan
bawah dan anthrasit pada lapisan atas. Antrasit adalah karbon yang
timbul melalui proses metamorfosa dari tumbuhan dengan waktu yang lama. Bermula
dari kayu - lumut - batubara muda - ( lignit ) -
batubara - antrasit. Antrasit digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa
yang disebabkan oleh senyawa‑senyawa organik.
Filter multi media, menggunakan tambahan satu media lagi dari
dual media filter, yaitu garnet atau dolomit. Garnet Sand adalah media filter
yang memiliki berat jenis tinggi dan tahan terhadap abasi. Garnet Sand selain
digunakan untuk proses penyaringan air. Sedangkan dolomit adalah material alami
terdiri dari kalsium magnesium karbonat (x CaCO3.y MgCO3) dan yang dipakai
sebagai media filter dalam bentuk butiran. Karbonat atau dolomit kalsinat
(seperti Netralit, Akdolit, Magno-dol) biasa digunakan. Cara ini mempunyai
keuntungan, karena mempunyai dua fungsi yaitu penghilangan besi dan mangan
serta netralisasi (menetralisir CO2 agresif dan menaikan alkalinitas air)
Media
– media tersebut disusun berdasarkan berat jenisnya. Pada bagian bawah garnet terdapat media pasir yang
berfungsi sebagai support proses filtrasi. Di bagian dasar terdapat lateral strain yang berfungsi untuk
menyaring partikel-partikel halus yang masih lolos dari media penyaring.
- Proses penurunan/penghilangan padatan terlarut
Proses ini
bertujuan untuk menghilangkan padatan terlarut (dissolved
solid) tanpa menggunakan metoda pengendapan secara kimiawi (chemical
precipitation). Dissolved solid dapat dihilangkan melalui proses demineralisasi (ion exchange).
Aerasi
- Aerasi adalah proses mekanis pencampuran air dengan udara.
Tujuan proses
aerasi adalah :
- Membantu dalam pemisahan logam-logam yang tak diinginkan seperti Fe dan Mn. Besi yang terdapatdalam air biasanya berbentuk ferobikarbonat atau ferosulfat. Oksigen yangdikontakkan dengan air akan merubah senyawa-senyawa tersebut menjadi ferioksidayang tidak larut dalam air sehingga dapat dipisahkan dengan menggunakan filter.
- Menghilangkan
gas-gas yang terlarut didalam air
terutama yang bersifat korosif. Contoh gas seperti ini adalah CO2 yang
dapat menurunkan pH air sehinggamembantu proses korosi pada logam. Proses
penghilangan gas akan makin baik dengan menaikkan temperatur, lamanya waktu
kontak, makin luasnya permukaan kontak antara air dengan udara dan banyaknya
volume gas yang kontak dengan air.
- Menghilangkan bau, rasa dan warna yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penurunan kualitas air tersebut disebabkan oleh bahan organik yang mengalami dekomposisi, sisa-sida bahan hasil metabolisme mikroba.
Aerasi
dilakukan dalam alat yang disebut aerator. Aerator jenis forced draft fan , coke-tray aerator dan pressure aerator yang
berfungsi untuk mengoksidasi besi terlarue menjadi besi yang tak terlarut
dengan diikuti pemisahan melalui filter.
Pengolahan
Internal
Pengolahan air
secara internal (internal water treatment) adalah proses penambahan/penginjeksian
satu atau beberapa bahan kimia (chemicals)
ke dalam air
yang akan
digunakan untuk proses maupun pendukung proses.
Pengolahan air
secara internal merupakan proses yang esensial, terlepas dari kenyataan apakah
air itu sudah diolah
sebelumnya. Oleh karena
itu, pengolahan eksternal dalam beberapa hal tidak dilakukan, sehingga air dapat langsung diolah dengan
cara pengolahan internal saja.
Masalah-masalah
umum yang membutuhkan pengolahan internal adalah :
1.
Masalah
korosi
Korosi.
Secara umum, korosi menyebabkan :
Secara umum, korosi menyebabkan :
-
mengurangi
ketahan alat dan keamanan alat
-
kerusakan
termal terhadap peralatan
-
terjadwal
down-time
-
biaya
dan waktu membersihkan meningkat
-
mengurangi
usia peralatan yang menggunakan air proses
2. Masalah pembentukan kerak
Kerak
Secara umum, kerak menyebabkan :
Secara umum, kerak menyebabkan :
-
kebutuhan
bahan bakar meningkat dengan mengurangi efisiensi operasional
-
kerusakan
termal terhadap peralatan
-
terjadwal
down-time
-
biaya
dan waktu membersihkan meningkat
-
mengurangi
usia peralatan yang menggunakan air proses
Antara
pretreatment dan internal treatment harus saling menunjang agar hasil yang
dicapai sesuai apa yang di harapkan dimana pipa-pipa api/air tidak mengalami
endapan (kerak) sehingga transfer panas dari panas ke air mencapai tingkat
Efisiensi yang tinggi. Internal treatment di bagi 2 cara:
- Organik treatment
Dalam
hal ini orang menggunakan bahan organik seperti tannin sebagai pencegah kerak
dan penyerap oksigen.
- Inorganik treatment
Dalam
hal ini orang menggunakan bahan – bahan non-organik seperti : Polyphospate
sebagai pencegah kerak dan sodium sulphite /
hydrazine sebagai penyerap oksigen, amine sebagai pencegah karat pada
pipa uap, pipa condensate dan sebagainya.
Contoh proses Pengolahan internal adalah
penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah pembentukan kerak. Senyawa
pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang mengalir bebas, yang dapat dibuang
dengan blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan mengandung
garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi dalam
boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya kecil. Jika kondisi tersebut
tidak terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang
lumpur. Senyawa yang digunakan seperti sodium
karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit dan senyawa inorganik.
Comments
Post a Comment