Demineralisasi air adalah sebuah proses
penyerapan kandungan ion-ion mineral di dalam air dengan menggunakan resin ion exchange.
Air hasil proses demineralisasi digunakan untuk berbagai macam kebutuhan,
terutama untuk industri. Industri yang menggunakan air demin diantaranya yakni
pembangkit listrik tenaga uap, industri semikonduktor, dan juga industri
farmasi.
Kolom Resin Ion Exchange
Demineralisasi adalah proses pertukaran ion
dengan tiga tahap yaitu kation exchanger, anion exchanger dan mixed bed.
Penukar ion lebih digunakan karena biayanya lebih rendah dan kualitasnya
sebanding dengan hasil proses distilasi. Secara garis besar, proses tergantung
pada dua tahap reaksi :
- Semua kation dihapuskan dan digantikan dengan H+, menggunakan penukar kation muatan hidrogen.
Pertukaran kation
- Kontaminan utama air murni adalah silika. Silika dihilangkan dalam proses demineralisasi dengan penukar anion basa kuat dalam mode hidroksida.
Ada dua tipe kolom resin yang umum digunakan
pada proses demineralisasi air. Diantaranya adalah Single Bed dan Mixed Bed Ion
Exchange Resin.
Single Bed
berarti di dalam satu kolom hanya terdapat satu jenis resin saja yakni kation
resin saja atau anion resin saja. Sedangkan kolom Mixed Bed berisi
campuran resin kation dan anion.
Dua type sistem demineralisasi yang berbeda
diantaranya sebagai berikut :
Multi-Stage Demineralisasi
Pada
awal proses demineralisasi multi-stage, air akan melewati resin kation untuk
mengikat ion-ion mineral positif. Proses ini diikuti dengan pelepasan ion H+ ke
dalam air. Jika R dan K2+ berturut-turut adalah molekul ion resin dan ion
mineral positif, maka reaksi ion exchange yang terjadi pada kolom resin yakni
sebagai berikut:
2
R-H + K2+ → R2K + 2 H+
Ion
kalsium yang terlarut di dalam air biasanya berbentuk kalsium bikarbonat. Pada
saat ion kalsium diikat molekul resin, kalsium bikarbonat akan terpecah
membentuk molekul air dan karbondioksida.
2 R-H + Ca(HCO3)2 → R2Ca + 2 H2 + 2 CO2
Molekul
karbondioksida hasil reaksi di atas dikeluarkan melalui sistem CO2 removal.
Kombinasi Kolom Resin Kation, Anion
dan CO2 Removal
Ion H+ yang lepas ke
dalam air akan berikatan dengan anion terlarut di dalam air. Sehingga reaksi
ion hidrogen tersebut akan menghasilkan asam kuat seperti asam sulfurik,
hidroklorik, dan asam nitrit. Untuk menghilangkan keasaman ini, air dialirkan
lebih lanjut ke resin anion. Saat melewati resin anion, ion-ion negatif yang
larut di dalam air akan terikat oleh molekul resin diikuti dengab terlepasnya
ion OH–. Jika A adalah ion negatif yang terlarut di dalam air, maka
reaksi yang terjadi pada resin anion adalah sebagai berikut:
2 R-OH + A2-
→ R2A + 2 OH–
Pada akhirnya ion H+
dan OH– akan bereaksi membentuk molekul air baru:
H+
+ OH– → H2O
Proses demineralisasi Air
Multi-Stage
Bentuk variasi sistem
demineralisasi lain yakni dengan menggunakan kolom resin anion kuat dan lemah.
Sistem ini menghasilkan kualitas output yang sama dengan hanya menggunakan satu
resin anion. Keuntungan sistem ini yaitu lebih ekonomis saat harus mengikat
anion-anion kuat seperti sulfat dan klorit, karena pada saat proses regenerasi
resin, larutan NaOH pekat yang keluar dari kolom resin kuat sudah cukup untuk
meregenerasi anion resin lemah. Untuk menghadapi anion kuat terlarut dalam air
dengan jumlah yang sama, jumlah larutan NaOH yang dibutuhkan untuk meregenerasi
dua anion resin tersebut, lebih sedikit dibandingkan NaOH yang meregenerasi
sistem dengan satu anion resin.
Proses demineralisasi air
menggunakan resin Anion Kuat dan Lemah
Mixed Bed
Demineralisasi
Pada beberapa
kebutuhan industri, terkadang dibutuhkan tidak satu tahap proses pertukaran
kation dan anion. Pada beberapa proses, bahan baku air dilewatkan sampai dua
atau tiga kation dan anion kolom resin. Untuk meringkas proses, maka setiap stage
pertukaran ion dapat digunakan satu kolom resin yang berisi resin kation dan
anion sekaligus. Pada akhir proses demineralisasi, akan didapatkan air dengan
kualitas sangat murni. Sistem ini sangat cocok digunakan pada pabrik-pabrik
pengguna boiler bertekanan tinggi, serta industri elektronik untuk kebutuhan
mencuci transistor dan komponen-komponen elektronika lainnya.
Prinsip Ion Exchanger
Pertukaran ion
adalah sebuah proses fisika-kimia. Pada proses tersebut senyawa yang tidak larut, dalam hal ini resin,
menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan dan melepaskan ion lain
ke dalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama. Jika ion yang
dipertukarkan berupa kation, maka resin tersebut dinamakan resin penukar kation, dan jika ion yang
dipertukarkan berupa anion, maka resin tersebut dinamakan resin penukar anion.
Contoh reaksi pertukaran kation dan reaksi pertukaran anion disajikan pada
reaksi :
Reaksi pertukaran
kation :
2NaR (s) + CaCl2 (aq) CaR(s) + 2 NaCl(aq) ..............(1)
Reaksi pertukaran
anion :
2RCl (s) + Na2SO4 R2SO4(s) + 2 NaCl ................(2)
Reaksi (1)
menyatakan bahwa larutan yang mengandung CaCl2 diolah dengan resin
penukar kation NaR, dengan R menyatakan resin. Proses penukaran kation yang
diikuti dengan penukaran anion untuk mendapatkan air demin (demineralized
water) diberikan pada Gambar A.
Tahap terjadinya reaksi pertukaran ion disebut tahap layanan (service).
Jika resin tersebut telah mempertukarkan semua ion Na+ yang
dimilikinya, maka reaksi pertukaran ion akan terhenti. Pada saat itu resin
dikatakan telah mencapai titik habis (exhausted), sehingga harus
diregenerasi dengan larutan yang mengandung ion Na+ seperti NaCl.
Tahap regenerasi merupakan kebalikan dari tahap layanan. Reaksi yang terjadi
pada tahap regenerasi merupakan kebalikan reaksi (2).
Resin
penukar kation yang mempertukarkan ion Na+ tahap tersebut di atas
dinamakan resin penukar kation dengan siklus Na. Resin penukar kation dengan
siklus H akan mempertukarkan ion H+ pada tahap layanan dan
regenerasi.
Proses pertukaran ion
Konstanta disosiasi air sangat kecil dan
reaksi dari H+ dengan OH- sangat cepat.
Ketika semua posisi pertukaran yang awalnya dipegang H+ atau ion OH-
yang menempati Na+ atau Cl- (kation atau anion lain) yang
masing-masing resin dikatakan habis. Resin kemudian dapat diregenerasi dengan ekuilibrasi
menggunakan asam atau basa yang sesuai.
Reaksi dalam persamaan (3) dan (4) merupakan proses kesetimbangan yang
dapat bergerak ke arah hasil. Sebagai hasilnya, ion kotoran di dalam air
dipertukarkan dan dipertahankan dalam resin. Jadi ketika air biasa dilewatkan melalui penukar kation, semua
kotoran kationik seperti Na+, Ca2+, Mg2+
dipertukarkan untuk ion hidrogen dari resin. Jelas, limbah akan bersifat asam.
Saat berikutnya dilewatkan melalui pertukaran anion, semua kotoran anionik
seperti CI-, N03- dan sulfat yang mengalami
pertukaran, selanjutnya akan melepaskan OH-. Hidrogen dan
hidroksil bergabung membentuk molekul air dan limbah menjadi air netral.
Jumlah pengotor kationik yang seimbang akan
setara dengan jumlah kotoran anionik di perairan alami. Dengan demikian,
kapasitas pertukaran ion akan habis dalam kedua kolom resin pada tingkat yang
sama. Tapi, dalam prakteknya, hal ini agak berbeda, karena adanya ion
bikarbonat dan karbonat di perairan alam.Ion-ion hidrogen berinteraksi dengan
anion dan dihasilkan asam karbonat sehingga terbentuk menjadi air dan karbon
dioksida.
Bagian
dari beban anioik dihilangkan dalam bentuk gas untuk mengurangi beban anion
resin. Hal ini menyebabkan banyak pembentukan gelembung, hampir seperti buih.
Hal ini diperlukan untuk menghilangkan gas buangan.
Fe3+ > Ca2+
> Mg2+ > Na+ dan Sulphate > Chloride >
Bicarbonate
Operasi Sistem Pertukaran Ion
Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :
1. tahap layanan (service)
2. tahap pencucian balik (backwash)
3. tahap regenerasi, dan
4. tahap pembilasan
Tahap
Layanan
Tahap
layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion.Tahap layanan ditentukan oleh konsentrasi ion
yang dihilangkan terhadap waktu, atau volume
air produk yang dihasilkan.Hal yang penting pada tahap layanan dalah kapasitas
(teoritik dan operasi) dan beban
pertukaran ion (ion exchange load). Kapasitas pertukaran teoritik
didefinisikan sebagai jumlah ion secara teoritik yang dapat dipertukarkan oleh
resin per satuan massa atau volume resin. Kapasitas pertukaran ion teoritik
ditentukan oleh jumlah gugus fungsi yang dapat diikat oleh matriks resin.
Kapasitas operasi adalah kapasitas resin aktual
yang digunakan untuk reaksi pertukaran pada kondisi tertentu. Beban pertukaran ion adalah berat ion yang dihilangkan selama
tahap layanan dan diperoleh dari hasil kali antara volume air yang diolah selama tahap
layanan dengan konsentrasi ion yang dihilangkan.
Tahap layanan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air umpan dari atas (down flow).
Tahap Pencucian Balik
Tahap pencucian
balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik habis. Sebagai pencuci, digunakan air produk.
Pencucian balik mempunyai sasaran sebagai berikut :
- pemecahan resin yang tergumpal
- penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin
- penghilangan kantong-kantong gas dalam reaktor, dan
- pembentukann ulang lapisan resin
Pencucian balik
dilakukan dengan pengaliran air
dari bawah ke atas (up flow).
Tahap
Regenerasi
Tahap
regenerasi adalah operasi penggantian
ion yang terserap dengan ion awal yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke
tingkat awal atau ke tingkat
yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak
(mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan).
Jika
sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang
digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Jadi
secara teoritik, jumlah larutan regenerasi
(dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan (kebutuhan larutan regenerasi teoritik).
Operasi
regenerasi agar resin mempunyai
kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian
dari kemampuan pertukaran awal.
Tahap
Pembilasan tahap pembilasan
dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi yang terperangkap oleh resin. Pembilasan
dilakukan menggunakan air produk dengan
aliran down flow dan dilaksanakan dalam dua tingkat, yaitu:
- tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan
- tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion.
Penghilangan Gas (Deaerator)
Penghilangan gas dilakukan sebelum air
keluaran kolom kation diolah di kolom resin
penukar anion dimaksudkan untuk mengurangi beban pertukaran pada kolom penukar anion, yang berarti juga mengurangi
penggunaan larutan regenerasi. Air yang diolah
di kolom degasifier mengandung karbon dioksida yang ekivalen dengan alkalinitas bikarbonat ditambah dengan
jumlah karbon dioksida yang larut dalam
air tersebut. Kandungan
CO2 dalam air menggunakan udara yang dihembuskan oleh blower atau secara
vakum . Pemakaian kolom degasified dapat mengurangi
kandungan karbon dioksida menjadi 5 mg/l.
Comments
Post a Comment