Skip to main content

Pelumasan



Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan menimbulkan gesekan. Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau melawan gerakan. Apabila gesekan dapat mengakibatkan kedua benda tersebut tidak dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya maka jenis gesekannya dinamakan Gesekan Statik, contohnya gesekan yang terjadi antara mur dengan baut. Sedangkan apabila kedua benda masih dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya dinamakan Gesekan Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti gesekan antara poros dengan bantalan. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan material.

Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi pelumasan.

Prinsip pelumasan dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya :
Pelumasan Batas.
Adalah pelumasan dimana permukaan kedua benda yang bergesekan dipisahkan oleh lapisan pelumas yang sangat tipis sehingga pada beberapa lokasi masih terjadi gesekan diantara kedua benda tersebut.

Pelumasan Film.
Dengan memberikan lapisan minyak pelumas yang lebih tebal (berupa film) diantara kedua benda yang bergesekan, tidak lagi terjadi gesekan diantara kedua benda tersebut. Prinsip pelumasan yang baik adalah pelumasan film.

Pelumasan Padat.
Material padat seperti graphite, molybdenum disulfide (Moly) dan PTFE (Teflon) digunakan secara luas jika pelumas biasa tidak memiliki kemampuan menahan beban dan suhu yang ekstrim. Pelumas tidak hanya dari minyak, serbuk, gas tapi juga kadang berbahan logam dipakai sebagai permukaan gesek pada beberapa mesin.

Fungsi Pelumas

Pelumasan memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang sangat penting untuk menunjang kehandalan serta life time dari suatu peralatan antara lain:

  1. Pelumas sebagai pendingin, Pada dua permukaan yang berputar terjadi gesekan yang akan menimbulkan panas, sedang panas inilah yang diserap oleh minyak pelumas lalu dibuang ke sistem pendingin maupun ke udara luar.
  2. Pelumas sebagai perapat, Pelumas dapat berfungsi sebagai seal/ sekat pembatas poros dari kebocoran terhadap udara luar.
  3. Pelumas mengurangi/mencegah korosi, Pelumas dapat membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam sehingga kontak langsung antara zat korosif dengan permukaan logam dapat dikurangi / dihindari.
  4. Pelumas sebagai peredam, Apabila terjadi beban kejut pada komponen mesin maka lapisan pelumas akan memperkecil benturan diantara permukaan benda yang saling bersinggungan sehingga dapat meredam getaran / noise
Jenis Pelumasan
Dalam hal ini berdasarkan metode pelumasannya, sifat dan wujud dari bahan pelumas tersebut, sehingga memudahkan kita untuk memilih metode pelumasannya, sedangkan jenisnya
antara lain :

Pelumasan lapisan fluida (Fluid film lubrication) yaitu metode pelumasan dengan menyisipkan (interposing) lapisan cairan yang dapat memisahkan secara sempurna permukaan yang bergerak.
Pada jenis ini digolongkan lagi menjadi :
·    Hydrodynamic Lubrication berlaku jika tekanan antar permukaan pelumas diperoleh dari gerakan dan bentuk dari permukaan tersebut
·         Hydrostatic lubrication berlaku jika tekanan pelumas pada dua permukaan benda, dihasilkan dari luar, misalnya pompa.

Pelumasan batas (Boudary lubrication) adalah pelumasan dimana permukaan kedua benda yang bergesekan dipisahkan oleh lapisan pelumas yang sangat tipis sehingga pada beberapa lokasi masih terjadi kemungkinan gesekan.

Pelumasan padat (Solid lubrication) yaitu pelumasan dengan materi padat / solid dengan tujuan melapisi dua permukaan yang saling bergeser/ bergerak dengan beban yang berat pada permukaan tersebut dan perubahan suhu yang tinggi.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, fungsi pelumasan adalah memberikan lapisan film untuk menghindari gesekan kering (dry friction) antara dua buah metal yang saling bersinggungan
Komponen- Komponen Sistem Pelumasan antara lain :
  • Tanki Pelumas
  • Pompa Pelumas
  • Extractor Fan
  • Pendingin Pelumas
  • Saringan
Tanki Pelumas (Reservoir)
Tanki pelumas adalah tanki yang dapat menampung minyak pelumas dalam jumlah besar. Tanki ini harus cukup besar agar minyak pelumas dapat diam/berhenti sejenak di dalam tanki untuk mengendapkan kotoran-kotoran dan membuang gasnya. Suhu minyak pelumas slalu di monitor dan di jaga agar tetap pada batas-batas yang di tetapkan agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik. Suhu minyak di dalam tanki juga tidak boleh terlalu rendah karena pelumas bisa membeku dan akan menghambat proses pemompaan.

Pompa Pelumas (Lube Oil Pump)
Pompa pelumas berfungsi untuk mensuplai minyak pelumas yang bertekanan dari tanki pelumas ke bearing secara kontinyu.
Dalam sistem pelumasan di sediakan beberapa pompa yaitu :
  • Pompa Pelumas Utama (Main lube Oil Pump)
  • Berfungsi untuk mensuplay minyak pelumas ke bantalan.
  • Pompa Pelumas Darurat (Emergency Oil Pump)
  • Berfungsi untuk mensuplay minyak pelumas ke bantalan pada saat kondisi tertentu.
  • Pompa jacking (Jacking oil Pump)
  • Berfungsi untuk mengangkat poros turbin pada saat start awal.
Extractor Fan
Minyak Pelumas yang kembali dari turbin mengalami peningkatan temperatur karena membawa panas dari bearing yang dilumasi. Oleh karena itu di butuhkan extractor fan atau sejenis exhaust fan yang berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang ada di dalam tanki pelumas.

Pendingin Pelumas (Oil Cooler)
Pendingin pelumas (oil Cooler) berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas pada sistem pelumas. Dimana panas yang pada sistem pelumas akan di serap oleh air pendingin, pada umumnya, untuk sistem pelumasan di sediakan dua pendingin yang salah satunya beroperasi dan yang satunya stand-by.

Saringan (Filter)
Saringan berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada minyak pelumasan.

Minyak pelumas dipompa dari tanki (recevoir) oleh pompa pelumas dimana terdapat beberapa seperti pompa utama, pompa darurat serta pompa jacking yang masing-masing pompa akan bekerja sesuai dengan kebutuhan.

Dari pompa utama, minyak pelumas dipompakan menuju temperatur control Valve (TCV) dan Pressure Relief Valve (PRV) yang akan mengatur temperatur dan tekanan minyak pelumas yang akan masuk ke sistem pelumasan.

Pelumas akan melewati pendingin (cooler). Sebelum melewati cooler minyak pelumas di teruskan ke filter untuk menyaring minyak pelumas, selanjutnya di teruskan ke bearing sebagai sistem pelumasan. Media pendingin yang dipakai biasanya air.

Disamping sebagai pelumas, minyak pada sistem ini juga berfungsi sebagai pendingin bantalan (bearing) dengan analogi minyak menyerap panas dari bantalan dan membawa ke pendingin minyak (cooler).

Tangki pelumas harus cukup besar dan pola aliran minyak dibuat menjadi lambat untuk menghindari minyak berbusa serta memudahkan kotoran dan air mengendap ke dasar tangki.
Permukaan di dasar tanki dibuat miring agar endapan air dan kotoran berkumpul di satu lokasi dan memudahkan untuk di drain.

Turbine Lube Oil Cooler
Umumnya pendingin pelumas dipasang 2 buah yang beroperasi 100% bergantian, bila salah satu dari pendingin tersebut dipelihara / diperbaiki, maka yang lain masih tetap dapat beroperasi denga beban penuh. Pendingin ini dipasang secara paralel, terletak di antara main oil pump (pompa pelumas utama) atau auxiliary oil pump (pompa pelumas bantu) dan pipa-pipa minyak menuju bantalan-bantalan.

Comments

Popular posts from this blog

Regenerasi Ion Exchange

Tahap regenerasi adalah operasi penggantian   ion yang terserap dengan   ion awal yang semula berada dalam   matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Secara teoritik, jumlah   larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan ( kebutuhan larutan regenerasi teoritik ). Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regeneras yang diinginkan. Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jumlah larutan regener

Demineralisasi

Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di dalam air dengan menggunakan resin ion exchange . Air hasil proses demineralisasi digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk industri. Industri yang menggunakan air demin diantaranya yakni pembangkit listrik tenaga uap, industri semikonduktor, dan juga industri farmasi. Kolom Resin Ion Exchange Demineralisasi adalah proses pertukaran ion dengan tiga tahap yaitu kation exchanger, anion exchanger dan mixed bed. Penukar ion lebih digunakan karena biayanya lebih rendah dan kualitasnya sebanding dengan hasil proses distilasi. Secara garis besar, proses tergantung pada dua tahap reaksi : Semua kation dihapuskan dan digantikan dengan H + , menggunakan penukar kation muatan hidrogen. Pertukaran kation Kontaminan utama air murni adalah silika. Silika dihilangkan dalam proses demineralisasi dengan penukar anion basa kuat dalam mode hidroksida. Ada dua tipe kolom resi