Agar didapatkan energi listrik yang
optimal pada unit pembangkitan, diperlukan ada suatu sistem pemeliharaanperalatan. Hal tersebut salah satunya adalah sistem pendinginan. Sistem
pendinginan diperlukan agar peralatan, seperti generator tetap dalam kondisi
prima saat melakukan fungsinya. Sistem pendinginan juga digunakan untuk
mengurangi penurunan kualitas isolator, kerugian tembaga listrik, kerugian
gesekan, dan penurunan life expentancy pada peralatan elektrik.
Hidrogen merupakan media pendingin yang
terbaik di antara air, udara, nitrogen bahkan helium. Untuk itu di keberadaan
H2 Plant sebagai sistem penghasil gas hidrogen. Pada H2 plant, digunakan suatu
generator yang berfungsi sebagai pemisah hidrogen dan oksigen lewat proses
elektrolisis. Generator ini memiliki inti yang didalamnya adalah electrolysis module
yang merupakan tempat terjadinya pemisahan elemen-elemen air.
Kendala yang umumnya terjadi pada PLTU
adalah waktu starting yang cukup lama. Sedangkan pada PLTG, kendala ada pada
biaya karena bahan bakar yang digunakan cukup mahal. Selain itu frekuensi
start-stop harus diperhitungkan karena akan memperpendek usia equipment karena
ke-ausan. Mengingat suhu pada saat operasi sangat tinggi, oleh karena itu perlu
dilakukan upaya pendinginan untuk mengoptimalkan operasi dan mengurangi
rugi-rugi karena pemanasan.
Operasi Generator selama proses
pembangkitan tidak hanya menghasilkan energi listrik, hal ini juga menghasilkan
suhu panas dalam generator. Kenaikan temperatur tidak dapat dihindari karena
merupakan efek dari proses konversi energi.
Sistem pendinginan generator dibutuhkan
diantaranya :
- Menyerap panas yang timbul di dalam generator.
- Melindungi isolasi. Hal ini karena panas yang lebih dapat merusak isolasi, tetapi denganadanya sistem pendingin, panas di dalam generator dapat diserap.
- Menaikkan efisiensi generator karena output generator akan lebih besar saat sistem pendingin digunakan.
Peralatan yang terdaat di unit
pembangkit membutuhkan perawatan yang ekstra, dikarenakan hampir semua
peralatanberhubungan dengan suhu tinggi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sehingga, diperlukan suatu sistem pendingin agar suhu peralatan dapat
terjaga dari kondisi overheating.
Untuk menjaga peralatan dari kondisi
overheating, sistem pendingin peralatan juga harus memiliki kemampuan yang
tinggi dalam mempertahankan keadaan konstan baik untuk tekanan maupun suhu.
Dikarenakan, keadaan yang tidak stabil dapat mengakibatkan peralatan otomatis
shutdown. Apabila sistem pendingin tidak bekerja dengan baik, maka rugi-rugi
yang akan timbul semakin besar.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh
panas di dalam generator diantaranya :
- Penurunan kualitas isolator.
- Kerugian tembaga listrik.
- Kerugian gesekan (friction loss).
- Penurunan life expentancy pada peralatan elektrik.
Proses pendinginan generator dengan
menggunakan gas hidrogen sebagai media pendingin langsung mengenai bagian dalam
generator / kontak langsung dengan generator. Gas hidrogen masuk melewati sebuah valve ke body generator yang
kemudian disirkulasikan oleh fan yang ada di dalam generator. Selama generator bekerja,
dalam melakukan pendinginan, suhu gas hidrogen akan meningkat.
Di dalam generator tersebut, terdapat pula hydrogen cooling yang
berfungsi untuk menjaga suhu gas hidrogen agar tetap dingin sehingga dapat
menjalankan fungsinya secara optimal. Apabila tidak beroperasi, gas hidrogen
akan terus terjaga di dalam generator, tetapi tidak memerlukan pendinginan oleh
hydrogen cooling.
Campuran gas hydrogen dan udara
menimbulkan peledakan (explosion) jika volume nya mencapai 5 ~ 70%. Tekanan gas
H2 dalam generator kira2 2 kg/cm2.
Sistem ventilasi digunakan untuk mengambil panas dari dalam generator.
Sistem sirkulasi hidrogen didalam
alternator secara konvensional dengan menggunakan dua unit blower yang masing-masing dipasang
pada bagian ujung-ujung seperti pada gambar diatas.
Seperti pada gambar diatas dapat
dilihat bahwa gas hidrogen yang telah melewati pendinginan dari cooler
disirkulasikan dari dua sisi ujung-ujungnya dengan blower, kemudian masuk ke
celah-celah inti rotor dan stator. Setelah keluar dari celah-celah tersebut gas
hidrogen panas, kemudian dari tekanan blower tersebut hidrogen melewati cooler
dan keluar sudah dingin. Demikian untuk sirkulasi selanjutnya.
Disamping sistem seperti dijelaskan terdapat
sistem sirkulasi hidrogen pendingin alternator dengan sistem " Hydrogen
Inner Cooling ", yaitu sistem sirkulasi hidrogen melewati sisi-sisi
kumparan langsung sehingga panas yang timbul pada kumparan langsung dapat
diserap oleh hidrogen disamping juga ada celah-celah pada inti. Sistem ini
biasanya cukup dengan satu unit blower (rotor blade). Adapun konstruksi dan
sistem sirkulasi hidrogen adalah seperti pada gambar berikut :
Ada
2 macam sistem ventilasi Ganerator yaitu :
Sistem
Ventilasi Conventional Hydrogen-Cooled Machines
Frame stator diisi hydrogen dengan tekanan 2,0
kg/cm2-g. Gas disirkulasikan oleh
blower untuk mendinginkan semua bagian
mesin. Sirkulasi gas dipengaruhi oleh dua propeller-type blower yang dipasang
pada setiap ujung poros rotor.
Sistem
Ventilasi Inner-Cooled Machines
Gas
hydrogen dalam frame stator disirkulasikan parallel dalam berbagai part dalam
mesin, seperti stator core dan coil, main leads, lead bushing dan rotor coil. Sebuah
multistage compressor type blower
dipasang pada ujung sisi turbin dari frame stator. Tekanan hidrogen 3-5 kg/cm2-g. Dua set
hydrogen cooler dipasang vertikal pada outlet blower. Gas dari cooler dituntun
ke lingkaran luar stator core ke stator coil vent-tubes inlet pada sisi
exciter, ke gas inlet main leads and bushings dan ke kedua ujung rotor coil.
Prinsip Kerja Hydrogen Plant
Proses produksi hidrogen membutuhkan dua
peralatan atau bagian utama, yaitu hydrogen generator dan power
supply. Keduanya digunakan untuk dapat melakukan proses elektrolisis.
Proses elektrolisis merupakan inti dari sistem produksi gas
hidrogen pada H2 Plant. Proses
ini membutuhkan inputan berupa air murni dan listrik.
Elektrolisis yang dilakukan pada H2 Plant ini adalah
peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan gas
hidrogen (H2) dengan menggunakan arus listrik. Arus listrik yang diinputkan
dilalui ke dalam air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap
dua elektron, kemudian tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-).
Pada annoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan
4 ion H+ dan mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan
OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa
molekul air. Dalam reaksi kimia, produksi gas hidrogen di H2 Plant ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam reaksi di atas, digunakan KOH sebagai katalis. KOH yang memiliki nama lain. Kalium Hidroksida (IUPAC name: Potassium
Hidroxide) dapat mempercepat proses atau reaksi kimia dalam memproduksi gas
hidrogen.
Oksigen yang dihasilkan dari proses elektrolisis ini dibuang ke
udara. Hal tersebut tidak terjadi pada gas hidrogen, karena gas ini ditampung
yang kemudian dialirkan ke dalam generator sebagai media pendingin.
Hidrogen memang gas yang sangat mudah terbakar atau meledak. Namun
ingatkah Anda tentang segitiga api? Sekalipun hidrogen pada generator bekerja
pada temperatur tinggi, jika kita dapat menjauhkan hidrogen dari oksigen, maka
segitiga api akan terputus, dan hidrogen menjadi aman dari resiko terbakar.
Untuk masalah inipun sudah ada beberapa sistem pendukung yang digunakan untuk
mencegah agar hidrogen selalu dalam keadaan murni (dijaga sekitar 99%), serta
tidak akan kontak langsung dengan udara atmosfer. Sebuah sensor kemurnian
hidrogen (purity
meter) digunakan untuk selalu memonitor secara real-time tingkat
kemurnian hidrogen. Dengan alat ini, sekecil apapun hidrogen tercampur dengan
gas lain akan mudah diketahui. Jika pembacaan kemurnian hidrogen turun, sebuah
sistempurging selalu
siap digunakan untuk meningkatkan angka kemurnian hidrogen. Sistem purgingbiasanya
juga termasuk di dalamnya sistem kontrol tekanan hidrogen agar selalu terjaga
pada angka tertentu. Di sisi lain, ada sebuah sistem bernama hydrogen dryer yang
juga berfungsi untuk menjaga kemurnian hidrogen dari kelembaban yang jika
dibiarkan berpotensi memicu adanya percikan api di dalam generator. Satu sistem
pendukung lain bernama sistem Seal Oil yang akan kami perkenalkan lebih lanjut
nantinya, berfungsi untuk mencegah adanya kebocoran hidrogen ke udara bebas
mengingat media pendingin hidrogen digunakan pada sisi rotor generator yang
tentunya ada sisi potensial kontak (pada bearing generator)
antara udara dengan hidrogen. Sistem-sistem pendukung generator berpendingin
hidrogen tersebut akan kita bahas lebih detail pada kesempatan selanjutnya.
Generator terbentuk dari jutaan lilitan kawat yang tersusun
menjadi kumparan di dua sisi sektor yang berbeda yakni rotor dan stator.
Kumparan-kumparan tersebut akan menghasilkan panas yang sangat tinggi pada saat
generator beroperasi. Hidrogen sebagai pendingin generator akan mengalir
menyelubungi kumparan-kumparan tersebut, menyerap panasnya, dan membuangnya di
pendingin heat
exchanger. Ada dua jenis sistem pendinginan hidrogen pada generator
yang lazim digunakan yakni hidrogen mendinginkan generator rotor sekaligus
stator, serta generator dengan pendingin hidrogen untuk sisi rotor
dan air pada sisi stator. Generator yang menggunakan pendingin hidrogen pada
rotor dan air pada sisi stator biasanya berukuran besar dan menghasilkan
Megawatt listrik di atas 500 MW.
Generator hanya berpendingin hidrogen mensirkulasikan hidrogen ke
seluruh sisi kumparan generator baik itu rotor maupun stator. Sebuah kipas
aksial yang terpasang satu shaft dengan generator bertugas mensirkulasikan
hidrogen tersebut agar terus berputar menjangkau segala sisi generator. Namun
demikian, aliran hidrogen tidak menjangkau sisi dalam kumparan rotor, ia hanya
mendinginkan sisi luarnya saja sehingga bisa dikatakan kumparan stator
didinginkan hanya secara tak langsung (indirect cooler). Di beberapa titik sesuai dengan
gambar di atas terdapat pendingin heat exchanger yang berfungsi untuk mendinginkan
hidrogen yang telah menyerap panas komponen-komponen generator. Media pendingin
hidrogen tersebut adalah air yang juga terus bersirkulasi dan membuang panas ke
luar sistem.
Untuk generator berpendingin hidrogen dan air, mereka berbagi
tugas sehingga hidrogen menjadi media pendingin rotor sedangkan air bertugas
untuk mendinginkan kumparan stator. Selayaknya sistem sebelumnya, hidrogen
bersirkulasi dengan bantun kipas yang ikut berputar dengan rotor sehingga dapat
menjangkau seluruh bagian rotor. Pada akhir sistem sirkulasi, hidrogen tersebut
masuk ke dalam pendingin heat exchanger untuk membuang panasnya ke media
air. Sedangkan pada sisi stator, air menjadi pendingin yang mampu menjangkau
seluruh bagian dalam kumparan yang tidak kita dapatkan pada sistem sebelumnya.
Dengan sistem pendinginan seperti ini, tercatat desain generator terbesar
yakni mampu menghasilkan listrik 858 Megawatt.
Comments
Post a Comment