Vibrasi atau getaran
didefinisikan oleh Kamus Webster’s New World sebagai “ayunan yang terjadi
secara terus menerus; berosilasi”. Sedangkan bagi para enjiner yang berkecipung
di bidang industri, mendefinisakan vibrasi sebagai gerakan bolak-balik yang
terdapat pada bagian sebuah mesin dari tempat awal kedudukannya, dan dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Dari persamaan di atas
menunjukkan bahwa amplitudo getaran bervariasi sesuai dengan hasil bagi antara
dynamic force dengan dynamic resistance. Vibrasi adalah respon dari sebuah
sistem menuju ke beberapa stimulus external maupun internal atau gaya yang
diaplikasikan ke sebuah sistem. Vibrasi memiliki tiga parameter utama yang
dapat diukur yaitu amplitudo, frekuensi, dan fase.
Frekuensi
adalah banyaknya getaran yang teradi dalam 1 detik.
Amplitudo
adalah jarak titik tertinggi dari titik kesetimbangan.
Fase (Panjang
gelombang) adalah jarak ditempati oleh satu gelombang sempurna pada gelombang transversal.
Dalam melakukan
pengukuran vibrasi pada sebuah mesin, maka digunakan sebuah sensor yang
diletakkan pada rumahan bearing. Sensor tersebut akan mendeteksi vibrasi yang
kemudian ditampilkan pada analayzer dalam bentuk sinyal. Gambar di bawah
menunjukkan rumahan bearing sebuah mesin yang dimodelkan dengan sebuah massa
digantung pada sebuah coil spring.
Massa tersebut akan
tetap tergantung pada posisi yang netral sampai dipengaruhi oleh sebuah gaya.
Ketika sebuah gaya mempengaruhhi massa (sebagai contoh pada kasus ini adalah
vektor gaya ke arah atas) seperti pada gambar di bawah, maka massa akan
bergerak ke atas dan pegas akan memberikan gaya untuk memampatkan massa
tersebut.
Ketika massa telah mencapai batasan atas maka
gaya akan dihilangkan sehingga massa akan begerak ke bawah (jatuh) melewati
posisi normal dengan batasan yang lebih rendah (batas bawah), seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah berikut.
Selanjutnya ketika
massa telah mencapai batas bawah, maka massa akan behenti dan bergerak kembali
lagi menuju batas atas dengan melewati posisi netral, begitu seterusnya selama
ada gaya yang mempengaruhi pergerakan massa tersebut.
Apabila sebuah
ballpoint diletakkan pada massa yang melakukan gerakan bolak-baik seperti pada
penjelasan di atas dan selembar kertas dijadikan sebagai strip chart recorder,
maka akan tergambar gelombag sinusoidal yang merupakan efek dari gaya yang
mempengaruhi massa tersebut.
Vibrasi adalah gerakan
bolak-balik dari sebuah benda yang diakibatkan oleh gaya tertentu. Setiap benda
pasti mempunyai vibrasi namun perlu ditentukan seberapa besar vibrasi yang bisa
ditoleransi dan yang tidak.
Penyebab terjadinya Vibrasi
Vibrasi atau getaran
yang ditimbulkan oleh peralatan yang berputar semisal motor, pompa, fan dan
sejenisnya akan memberikan petunjuk tentang kondisi dari peralatan tersebut,
apakah berada dalam kondisi yang baik ataukah sebaliknya. Sehingga dengan
adanya fenomena ini melalui peralatan yang disebut dengan vibrometer maka akan
dapat diketahui detail penyebab terjadinya anomali getaran, tentunya setelah
dilakukan analisa gelombang pada data yang telah ditangkap oleh vibrometer.
Secara umum penyebab terjadinya anomali getaran pada sebuah peralatan yang
berputar adalah sebagai berikut :
Unbalance atau imbalance
Unbalance adalah terjadinya
pergeseran titik pusat massa dari titik pusat putarnya sehingga akan
menimbulkan getaran yang tinggi. Besarnya amplitudo getaran sebanding dengan
besarnya putaran (merupakan kuadrat dari putaranya).
Misalignment
Vibrasi yang disebabkan
oleh penyambungan poros yang tidak simetris dan besarannya tergantung dari
ketidaksimetrisan penyambunganya, semakin tidak simteris penyambungan poros
pada sebuah peralatan maka menyebabkan vibrasi akan semakin tinggi. Gejala
vibrasi yang diakibatkan oleh misalignment hampir sama dengan gejala unbalance
akan tetapi dengan menggunakan vibrimeter yang memadai akan lebih mudah
membedakan antara unbalance dan misalignment yaitu dari analisa sudut fasanya.
Terdapat beberapa jenis misalignment seperti misalignment pada sambungan
kopling, sabuk, rantai, roda gigi dan lain-lain
Variasi beban
Beban besar (overload)
pada mesin dapat menyebabkan vibrasi yang tinggi. Untuk melakukan analisa dari
fenomena ini maka karakstristik pengoperasian mesin harus difahami, sehingga dalam
mengukur getaran dasar (baseline vibration) sangat penting untuk memperhatikan
variasi getaran terhadap beban, tekanan dan temperatur.
Clearance
Kelonggaran clearance
(over clearance) mempunyai karakter penampilan vibrasi yang khusus yaitu ketika
dilakukan analisa spectrum akan muncul pada 1 x rpm serta harmonic yang tinggi.
Resonansi
Instalasi suatu mesin
biasanya terdiri dari rangka, pipa, duct, dan sebagainya, dimana
komponen-komponen tersebut mempunyai frekuensi diri (natural frequency), yang
didesain besarnya tidak boleh ada yang sama dengan putaran mesin. Jika salah
satu atau beberapa komponen yang ada pada mesin itu mempunyai frekuensi diri
yang sama besar dengan putaran mesin, maka vibrasi akan menjadi tinggi atau
disebut dengan resonansi.
Mechanical looseness
Disebabkan oleh
kerenggangan pada suatu mesin yang terjadi karena adanya kerenggangan baut,
kerenggangan bearing, keretakan di pondasi, kerenggangan antara rotor dengan
poros, dan sebagainya. Pada motor listrik dan generator, kerenggangan dapat
terjadi pada rotor bar atau gulungan rotor maupun stator.
Kerusakan pada gigi
Masalah pada roda gigi
adalah masalah yang sangat komplek, oleh karena itu untuk menganalisa
permasalahn roda gigi diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang memadai. Namun
biasanya kerusakan gigi dapat disebabkan oleh keausan, sentuhan antar gigi
tidak smooth, bentuk gigi yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak baik dan
eksentrisitas.
Kerusakan pada bearing
Ada dua jenis bearing
yang memungkinkan terjadinya kerusakan yaitu anti friction bearing dan sleeve
bearing. Keduanya mempunyai karakter vibrasi yang berbeda, dan juga kerusakan
yang ditimbulkannya berlainan. Yang termasuk anti friction bearing ialah ball
bearing dan roll bearing, sedangkan sleeve bearing adalah journal bearing.
Masalah pada kelistrikan
Vibrasi karena masalah
listrik pada mesin-mesin rotasi hanya terjadi pada generator dan motor listrik.
Masalah ini biasanya disebabkan oleh ketidakmerataan gaya medan magnet yang
bekerja pada rotor atau stator. Hal ini bisa disebabkan karena hubung singkat
pada gulungan, kerusakan pada rotor, sumbu rotor dan stator tidak segaris,
stator atau rotor tidak bundar benar dan sebagainya.
Gaya Aerodinamis dan Hidrolik
Vibrasi yang disebabkan
oleh gaya aerodinamis pada mesin-mesin rotasi sering terjadi pada fan atau
blower. Hal ini umumnya dikarenakan adanya turbulensi fluida (udara/gas) yang
berlebihan akibat dari pukulan blade dengan fluida tersebut. Sedangkan vibrasi
yang disebabkan oleh gaya hidrolik terjadi pada aliran fluida cair seperti pada
peralatan pompa, pipa, katup dan sebagainya. Sama seperti pada vibrasi
Aerodinamik, vibrasi jenis ini dapat menjadi serius apabila disertai adanya
reonansi pada peralatan yang dilalui fluida atau kesalahan desain.
Oil whirl dan oil whip
Vibrasi ini terjadi
pada journal bearing yaitu pada mesin-mesin dengan sistem pelumasan minyak
bertekanan, serta mesin putaran tinggi (di atas putaran kritis pertama).
Gesekan (rubbing)
Gesekan antara bagian
yang berputar dengan bagian yang tetap disebut rubbing. Gesekan ini bisa
terjadi secara terputus-putus (intermitent) atau secara terus menerus
(continue) selama berputar.
Penambahan (beat)
Vibrasi ini terjadi
karena adanya gaya-gaya vibrasi yang saling terakumulasi dan saling mengurangi
secara berulang, baik dari dua buah atau beberapa mesin yang berdekatan di atas
satu rangka pondasi yang sama. Kejadian ini biasanya terjadi jika putaran dari
mesin-mesin tersebut tidak sama, seperti halnya terdapat dua buah pompa di atas
satu rangka pondasi mempunyai putaran 3.000 rpm dan 2.500 rpm, berdasarkan
fenomena ini maka vibrasi masing-masing pompa akan saling berinteraksi satu
sama lain dan akan menyebabkan anomali pada vibrasi.
Contoh
Identifikasi Vibrasi pada Gas Turbine
Vibration Measurment
Getaran mesin
(Mechanical Vibration) diartikan
sebagai gerakan bolak
-balik dari komponen mekanik
dari suatu mesin
sebagai reaksi dari adanya
gaya dalam (gaya yang dihasilkan oleh
mesin tersebut) maupun
gaya luar (gaya yang
berasal dari luar
atau sekitar mesin). Kasus yang
dominan dalam getaran permesinan adalah yang disebabkan
oleh gaya eksitasi getaran yang berasal dari mesin tersebut.
Contoh sensor vibrasi yang biasa digunakan adalah Velocity Sensor 5485C,
dengan menggunakan kumparan suspensi tanpa gesekan, sensor ini memberikan hasil
pengukuran vibrasi yang akurat dan dapat diulang-ulang hingga rentang amplitudo
dan frekuensi yang luas. Sensor-sensor itu dibuat untuk bekerja terus menerus
pada suhu yang tinggi.
Sensor velocity 5485C (375oC)
high temperature
Sensor vibrasi yang digunakan sebanyak 8 buah yang dipasang
di bearing sepanjang GTG.
SPEEDTRONICTM
Mark V adalah suatu sistem yang dapat
digunakan mengontrol dan proteksi Gas Turbin Generator dan telah dikembangkan
oleh General
Electric (GE) dengan
menggunakan software dan hardware yang modern. System akan melakukan tidakan secara otomatis
jika pembacaan sensor vibrasi melebihi setpoint yang telah ditentukan.
Vibration Protection
Proteksi sistem vibrasi adalah suatu
system yang berfungsi untuk melindungi engine dari kerusakan fatal dikarenakan
terindikasi kerusakan pada komponen yang mengakibatkan terjadinya vibrasi yang
tinggi.
Pendeteksian kerusakan sensor
vibrasi
Untuk mendeteksi kerusakan ataupun kesalahan pembacaan
sensor vibrasi dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan ohmeter,
kabel transducer dicek untuk mengetahui bahwa transducer terhubung dengan panel
SPEEDTRONICTM
Mark V dan hanya
terhubung ke panel yang bersesuaian dan tidak terhubung dengan yang lain
2. Menghubung singkatkan dua input
terminal dari sebuah saismic vibration transducer di terminal card,
TBQB. kemudian dicek bahwa pada layar tampil pesan peringatan berupa "Vibration
Transducer Fault"
3.
Jumper
dilepas, reset dan cek bahwa peringatannya sudah tidak tampil kembali.
4. Salah satu dari ujung vibration
transducer tersebut diputuskan (hubung terbuka) dan dicek bahwa pada layar
tampil pesan peringatan berupa "Vibration Transducer Fault"
5.
Pasang
kembali konektor kemudian reset alarm.
6.
Ulangi
langkah 1 hingga 5 untuk sensor vibrasi yang lain.
Pada umumnya turbin dilakukan perawatan secara periodik
untuk pemeliharaan berdasarkan jam operasi. Setelah turbin yang
bersangkutan menjalani jangka waktu operasi tertentu harus dilakukan perbaikan
bahkan sampai adanya pergantian pada komponen-komponen turbin. Maintenance ini
juga memiliki kelebihan untuk meningkatkan kehandalan dan keamanan.
Time based maintenance akan ditunjang oleh condition base
maintenance (berdasarkan pemeliharaan kondisi) atau condition monitoring dengan cara memonitor kondisi turbin
secara terus menerus dan melakukan pengamatan. Serta perbaikan apabila semua
itu dibutuhkan. Tiga jenis pemeliharaan periodik yang diberlakukan pada turbin,
khususnya pada turbin uap:
- Simple Inspection (SI)
Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) dilakukan setiap satu tahun operasi (±8000 jam operasi) - Mean Inspection (ME)
Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) dilakukan setiap dua tahun operasi (±16000 jam operasi) - Serious Inspection (SE)
Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) atau overhoul dilakukan setiap empat tahun operasi (±32000 jam operasi)
Comments
Post a Comment