Skip to main content

Penanganan Bahan Mudah Terbakar


Bahan yang mudah terbakar menjadi suatu ancaman keselamatan apabila tidak di tangani dengan baik. Keberadaannya di suatu area dapat menjadi ancaman bagi fasilita dan peralatan yang berada di sekitarnya.
Tujuan dari penanganan bahan mudah terbakar ialah mengurangi dan mengendalikan tingkat potensi bahaya kebakaran terjadi di tempat kerja. Memahami penanggulangan jika terjadi tumpahan atau tercecernya bahan berbahaya dan mudah terbakar serta mencegah dan melindungi aset perusahaan serta mencegah jatuh korban jika terjadi paparan bahan berbahaya.

Cairan mudah terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik nyala lebih kecil dari 100oF (38oC) dan tekanan uap tidak melampaui 40 psi pada 100oF, yang berarti menunjukkan adanya potensi bahaya kebakaran dalam keadaan terbuka jika terdapat sumber penyalaan.
Klasifikasi cairan mudah terbakar dibedakan atas :
  • Cairan kelas IA : Cairan dengan titik nyala kurang dari 73oF dan titik didih kurang dari 100oF
  • Cairan kelas IB : Cairan dengan titik nyala kurang dari 73oF dan titik didih lebih besar dari 100oF
  • Cairan kelas IC : Cairan dengan titik nyala antara 73oF - 100oCairan dapat terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik nyala antara 100oF (38oC) dan 200oF (93oC).  
Klasifikasi cairan bisa terbakar dibedakan atas :
  •  Kelas II Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan di atas 100oF tapi lebih rendah dari 140oF.
  •  Kelas IIIA Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan di atas 140oF tetapi lebih rendah dari 200oF.
  •  Kelas iiB Cairan yang memunyai titik nyala di atas 200oF
Gas mudah terbakar adalah setiap gas yang pada kondisi standar (suhu ; tekanan normal dan dalam konsentrasi oksigen normal di udara) akan terbakar.

Benda dalam bentuk gas pada kondisi temperatur dan tekanan udara normal sekitar 20 – 30oC & 1 atm (14.7 psia) dengan sifat fisik lower flammable limit sama atau kurang dari 13 %.

Dalam kegiatan industri sangat beraneka ragam bahan yang mudah bakar yang digunakan mulai dari yang sifatnya sebagai sumber bahan bakar utama aktifitas proses produksi sampai dengan sumber bahan bakar utama fasilitas pendukung berjalannya proses.

Klasifikasi Flammable Liquid dan Combustibel Liquid

Didalam menangani material liquid yang mudah terbakar perlu di perhatikan kontrol terhadap potensi dari kebakaran dan ledakan dari material tersebut dimulai dari lokasi penampungannya, proses perpindahannya, cara penggunaannya dan proses pembuangannya.

Tindakan pengendalian dari pengaruh yang mungkin di timbulkan dapat di antisipasi dengan beberapa cara diantaranya :
  •          Menghindari timbulnya api, imunculnya listrik statis dan percikan api akibat short circuit.
  •          Menjaga kondisi temperatur.
  •          Memberikan ventilasi yang tepat sesuai dengan karakteristik material.
  •          Melakukan instalasi proteksi grounding dan bonding.
  •          Memiliki dan mempersiapkan prosedur sarana dan prasarana penanganan kontrol dari ketumpahan.
  •          Melakukan prosedur pengolahan dan penyimpanan material setelah tidak digunakan dengan baik.
Hanya storage yang disetujui dan tangki portabel dapat digunakan untuk menyimpan material mudah terbakar. Storage logam dan tangki portabel sebaiknya memenuhi persyaratan sesuai dengan sifat dan karakteristik material yang disimpan dan diterima ketika didalamnya terdapat material tersebut.

Lokasi penyimpanan yang aman mesti dikendalikan kondisi area disekitarnya dan yang harus dihindari diantaranya :
  • Tidak ada sumber nyala api terbuka, ktifitas merokok secara bebas, percikan api atau aktifitas pengelasan diperbolehkan di tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
  • Menyimpan di lokasi sejuk. Bukan di luar di bawah sinar matahari langsung. Lebih hangat cairan yang mudah terbakar adalah lebih uap yang dihasilkannya!
  • Penyimpanan harus di tempat terbuka atau berventilasi baik.
  • Drum material yang mudah terbakar mesti dilengkapi dengan grounding.
  • Peralatan pemadam kebakaran harus mudah di akses di sekitar area penyimpanan.
Bila Storage berada di dalam ruangan
  • Material Mudah terbakar atau cairan mudah terbakar tidak akan disimpan pada lokasi dimana akses keseharian manjadi terbatas, misalnya tangga, atau daerah yang biasanya digunakan untuk jalan keluar yang aman oleh manusia.
  •  Penyimpanan cairan yang mudah terbakar atau mudah terbakar dalam wadah atau tangki portabel dilarang di daerah hunian kantor, kecuali bahwa yang diperlukan untuk pemeliharaan dan pengoperasian bangunan dan pengoperasian peralatan.
  • Storage  untuk media penyimpanan yang bocor harus diperbaiki atau dipindahkan untuk dibawa ke lokasi yang aman di luar dan isi ditransfer ke sebuah wadah yang sudah di khususkan







Comments

Popular posts from this blog

Pelumasan

Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan menimbulkan gesekan. Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau melawan gerakan. Apabila gesekan dapat mengakibatkan kedua benda tersebut tidak dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya maka jenis gesekannya dinamakan Gesekan Statik, contohnya gesekan yang terjadi antara mur dengan baut. Sedangkan apabila kedua benda masih dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya dinamakan Gesekan Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti gesekan antara poros dengan bantalan. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan material. Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi pel

Regenerasi Ion Exchange

Tahap regenerasi adalah operasi penggantian   ion yang terserap dengan   ion awal yang semula berada dalam   matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Secara teoritik, jumlah   larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan ( kebutuhan larutan regenerasi teoritik ). Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regeneras yang diinginkan. Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jumlah larutan regener

Demineralisasi

Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di dalam air dengan menggunakan resin ion exchange . Air hasil proses demineralisasi digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk industri. Industri yang menggunakan air demin diantaranya yakni pembangkit listrik tenaga uap, industri semikonduktor, dan juga industri farmasi. Kolom Resin Ion Exchange Demineralisasi adalah proses pertukaran ion dengan tiga tahap yaitu kation exchanger, anion exchanger dan mixed bed. Penukar ion lebih digunakan karena biayanya lebih rendah dan kualitasnya sebanding dengan hasil proses distilasi. Secara garis besar, proses tergantung pada dua tahap reaksi : Semua kation dihapuskan dan digantikan dengan H + , menggunakan penukar kation muatan hidrogen. Pertukaran kation Kontaminan utama air murni adalah silika. Silika dihilangkan dalam proses demineralisasi dengan penukar anion basa kuat dalam mode hidroksida. Ada dua tipe kolom resi