Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2019

Hydrogen Cooling System

Agar didapatkan energi listrik yang optimal pada unit pembangkitan, diperlukan ada suatu sistem pemeliharaanperalatan . Hal tersebut salah satunya adalah sistem pendinginan. Sistem pendinginan diperlukan agar peralatan, seperti generator tetap dalam kondisi prima saat melakukan fungsinya. Sistem pendinginan juga digunakan untuk mengurangi penurunan kualitas isolator, kerugian tembaga listrik, kerugian gesekan, dan penurunan life expentancy pada peralatan elektrik. Hidrogen merupakan media pendingin yang terbaik di antara air, udara, nitrogen bahkan helium. Untuk itu di keberadaan H2 Plant sebagai sistem penghasil gas hidrogen. Pada H2 plant, digunakan suatu generator yang berfungsi sebagai pemisah hidrogen dan oksigen lewat proses elektrolisis. Generator ini memiliki inti yang didalamnya adalah electrolysis module yang merupakan tempat terjadinya pemisahan elemen-elemen air. Kendala yang umumnya terjadi pada PLTU adalah waktu starting yang cukup lama. Sedangkan pada PLTG, ken

Coal Handling

Dalam industri listrik keberadaan pusat listrik tenaga uap sudah sangat dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu industri yang masuk dalam kategori obyek vital nasional kehadirannya tentunya sanga berpengaruh baik bagi negara maupun lingkungan di sekitarnya. Hal ini tentunya disasari dari produk yang dihasilkan berupa energi listrik yang dapat dinikmati oleh sebagian besar penduduk di indonesia. Batu bara sebagai sumber bahan bakar utama dalam fasilitas PLTU tentunya memiliki system manajemen proses tersendiri yang terintegrasi secara kontinyu untuk mendukung berlangsung nya proses produksi listrik yang dihasilkan oleh unit pembangkitan. Dalam artikel ini akan dibahas sekilas tentang sistem Coal Handling pada unit Pembangkitan Listrik Tenaga Uap . Peralatan utama yang terdapat di Sistem Coal Handling diantaranya sebagai berikut : Ship Unloader Ship Unloader ( Shilo) merupakan peralatan yang di gunakan untuk memindahkan batubara yang terdapat pada kapal angkutan

Identifikasi Bahaya Pada Industri Proses

Identifikasi bahaya terhadap industri proses dapat dilaksanakan sejak tahap rancang bangun sampai dengan pasca operasi. Identifikasi bahaya pada tahap rancang bangun meliputi usaha menemukan dan mengetahui bahaya atau mungkin ada bila rancangan telah beroperasi. Untuk mendapatkan hasil identifikasi yang cermat dalam menganalisis perlu juga melihat peraturan perundang-undangan dan standar kode yang berlaku serta spesifikasi. Didalam kaitan identifikasi bahaya perlu diperhatikan hal-hal sbb : Analisis Frekuensi / Sebab / Kejadian Merupakan suatu proses dimana bahaya dianalisas, dievaluasi, diperkirakan dan dapat dilakukan melalui pendekatan secara kualitatif maupun kuantitatif. Evaluasi dilakukan berdasarkan risiko yang akan berdampak kepada manusia (pekerja), perusahaan dan masyarakat yang ada disekitarnya. Analisis kejadian ini merupakan hal penting untuk dapat memperkirakan probabilitas atau frekuensi kejadian yang umumnya menggunakan metode Fault Tree Analysis atau